Berawal dari persahabatan empat orang mahasiswa Institut Musisi Indonesia, Arief, Badai, Andika, Anton, terpanggil untuk membentuk sebuah Band bertemakan Instrumental Etnik, yang mereka gubah dalam Aransemen Baru.
Sore, 21 April 2003, tercetuslah nama dari grup tersebut, KERISPATIH, yang artinya diambil dari makna sebuah Keris : senjata sakti seorang empu, petinggi kerajaan terdahulu; dan Patih : yang melambangkan jabatan penting dalam suatu kerajaan dan biasanya dijabat oleh seorang laki-laki. Empat laki-laki inilah yang akan menggunakan “keris” (teranalogi kerispatih adalah musik) sebagai senjata ampuh dalam melahirkan karya-karya terbaik yang bersifat universal atau dapat diterima oleh semua orang.
22 April 2003 menjadi saksi pertama KERISPATIH tampil di acara Farabi Sunday. Terbersitlah keinginan untuk memiki seorang vocalist. Hendra Samuel Simorangkir, rekan mereka di kampus yang sama dan salah satu finalis 30 besar Indonesian Idol I, akhirnya bergabung dengan KERISPATIH.
Dengan formasi ini, KERISPATIH menjalani hari-hari tanpa kejelasan apa-apa. Seakan-akan band ini mengalami “stuck” untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Akhirnya, KERISPATIH mengambil inisiatif untuk mengusulkan management untuk Kerispatih. Ingga Jaya Purda, seorang sahabat di kampus yang sama, akhirnya bersedia membantu mengatur management band ini (kini management itu adalah Bagot’z Productions).
Harapan KERISPATIH adalah menjadi sebuah Band yang mempunyai karier panjang dan dapat menjadi Icon besar di belantika musik Indonesia. Harapan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah KERISPATIH dapat mewakili perasaan dan isi hati para “MAHAPATIH” (panggilan akrab untuk fans KERISPATIH).