1.
Mungkin kampanye anti global warming di negera kita saat ini sudah mulai surut. Kita telah sibuk mengurusi masalah-masalah yang terjadi di negara kita akhir-akhir ini. Sebagai blogger, kitapun juga jarang mengkampanyekan tentang bahaya-bahaya yang ada di depan kita. Yach… GLOBAL WARMING, seberapa peduli kita dengan hal itu?? Kita menjadi cenderung egois dengan kesibukan kita. Coba toleh di sekeliling kita.. sudahkan kita ikut menyelamatkan lingkungan kita dari perubahan iklim?
Gambar-gambar ini memang untuk membuat kita sedikit “ndredek” atau nervous. Hanya untuk menginspirasi kita untuk bekerja lebih keras menghindari bencana-bencana yang sangat-sangat mungkin terjadi di depan kita.
2.
Salah satu tanda dari global warming adalah : beruang kutub menghilang dari habitatnya. Itu sangat menyeramkan sebab beruang kutub memberikan tanda kepada kita bahwa perubahan iklim tengah terjadi.
3.
Ikan-ikan juga mati karena global warming.
4.
Angin badai. Kita tau bahwa angin badai terjadi akibat perubahan iklim, khususnya di atlantic. Ini terror dari global warming yang dapat menghancurkan rumah dan keluarga kita.
5.
Gletser di Patagonia, Argentina tahun 1928. Gletser di Patagonia, Argentina 2004. 76 tahun dari perubahan iklim. Dan sekarang… menyeramkan sekali.
6.
Badai debu terjadi lebih sering di afrika selatan.
7.
Gambar di atas adalah air terjun besar yang muncul dari ujung Gletser Brasvell. Tidak biasa hal itu terjadi. Air terjun seperti ini telah muncul dengan frekuensi berkala di daerah arctic. Setelah semua itu, ketika abad-lama telah mulai pencairan es di Arctic, sulit untuk menyangkal diri kita bahwa kita telah mendapat masalah besar.
Wednesday, March 24, 2010
sayang ga loe ma bumi kita!!kalo sayang berarti u harus ngelakuin hal2 di bawah ini!!lindunngi bumi kita
Ada beberapa cara mudah yang bias kita lakukan, yaitu ;
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.
sekilas tentang Global warming!!!
Kita semua sama2 tahu bahwa pemanasan global sedang terjadi. IPCC melaporakn penelitiannya bahwa 0,15 - 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.
Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.
Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.
Yah,,,kita semua sudah mengetahui itu… dan sebagian orang tetap mencoba untuk memberitahukan bahwa kejadian ini benar-benar sedang terjadi… namun tetap tidak sedikit orang yang masih tidak peduli. Mungkin karena kita masih merasa nyaman dengan keadaan sekarang…bisa menikamti semuanya mulai dari makanan, air, udara, daratan yang sukup untuk bermain bola, social yang masih cukup damai, dll…
Yah…itu saat ini…lalu bagaimana jika 10 tahun lagi, atau 20 tahun, atau sampai 30 tahun lagi. Saya tahu tidak akan terjadi perubahan yang signifikan saat ini karena kita semua masih menganggap ini hal yang biasa, tapi saya akan menjadi manusia yang sangat bodoh jika saya tidak terus mencoba untuk menginformasikan ini.
emanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.
Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.
Yah,,,kita semua sudah mengetahui itu… dan sebagian orang tetap mencoba untuk memberitahukan bahwa kejadian ini benar-benar sedang terjadi… namun tetap tidak sedikit orang yang masih tidak peduli. Mungkin karena kita masih merasa nyaman dengan keadaan sekarang…bisa menikamti semuanya mulai dari makanan, air, udara, daratan yang sukup untuk bermain bola, social yang masih cukup damai, dll…
Yah…itu saat ini…lalu bagaimana jika 10 tahun lagi, atau 20 tahun, atau sampai 30 tahun lagi. Saya tahu tidak akan terjadi perubahan yang signifikan saat ini karena kita semua masih menganggap ini hal yang biasa, tapi saya akan menjadi manusia yang sangat bodoh jika saya tidak terus mencoba untuk menginformasikan ini.
emanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Saturday, March 6, 2010
belajar mengampuni sesama
Belajar Mengampuni
09/03/09 Forward darwin
Matius 6: 7-15
Renungan
Jesus said to his disciples: “When you pray, do not pile up meaningless phrases, as the Gentiles do, for their idea is that they will be heard because of the length of the words. So, then, do not be like them, for your Father knows the things you need before you ask him. So, you should pray like this:
Our Father in heaven,
May your name be held holy,
Your Kingdom come:
Your will be done,
On earth as in heaven.
Give us today our daily bread.
And forgive us our debts,
As we have forgiven those who are in debt to us.
And do not put us to the test,
But save us from the evil one.
Yes, if you forgive others their failings, your heavenly Father will forgive you yours; but if you do not forgive others, your Father will not forgive your failing either.â€
Dalam Injil Matius ini kita mendengar Yesus mengajar para murid berdoa. Ia mengajar mereka doa yang begitu terkenal hingga sekarang, doa “Bapa Kamiâ€. Namun pada kesempatan ini saya hendak mengajak kita sekalian untuk merenungkan “secuil†dari doa tersebut. Permenungan kita akan dibatasi pada kata “Christian forgiveness†– “pengampunan Kristianiâ€. Mengapa saya mengajak kita untuk bermenung tentang topic ini? Karena dalam perikope ini kata pengampunan terdapat dalam tiga ayat (ayat 12, 14 & 15). Saya melihat bahwa Yesus termasuk sangat menekankan kata tersebut. Dalam ayat 12 misalnya dikatakan: “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.†Dan dalam ayat 14-15 tertulis: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang lain, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.â€
Secara sangat gamblang teks-teks tersebut membuat syarat tegas bahwa kesalahan kita akan diampuni oleh Bapa kalau kita mengampuni orang lain. Dengan ini hendak dikatakan bahwa pengampunan kita atas kesalahan orang tak terpisah dengan pengampunan Allah atas dosa kita. Nah kalau demikian, maka ketika misalnya kita berkata: “saya tak bisa memaafkan kesalahan si anu dan si anu†dan kemudian kita mendoakan doa Bapa Kami, secara tidak langsung kita membalikkan “permohonan†tentang pengampunan tersebut.
Saudara dan saudari, untuk mengampuni emang bukan perkara mudah. Sulit sekali. Tetapi apa boleh buat kita harus belajar untuk mengampuni. Cara yang mungkin bisa membantu kita mengampuni ialah:
1. Kita belajar mengerti. Artinya kita menyadari bahwa selalu ada alasan orang tertentu melakukan sesuatu. Misalnya ketika seseorang sedikit “tak bersahabat†dengan kita, mungkin orang tersebut telah salah mengerti atas kita atau mungkin ada orang yang salah memberi info tetang kita kepada orang tersebut. Nah kalau kita, sebelum menjatuhkan vonis, mencoba mengerti terlebih dahulu, pengampunan akan lebih mudah.
Ditulis dalam Blogroll, Katolik, Kesaksian, agama, artikel, bacaan menarik, bacaan ringan, berbagi rasa, berita, berkas, blog, buku harian, catatanku, etika, humaniora, info, jangan lewatkan, kebijakan manusiawi, kitabsuci, komunitas, kristen, mengagumkan, opini, pemikiran, personal, renungan, sharing, theology, umum,
09/03/09 Forward darwin
Matius 6: 7-15
Renungan
Jesus said to his disciples: “When you pray, do not pile up meaningless phrases, as the Gentiles do, for their idea is that they will be heard because of the length of the words. So, then, do not be like them, for your Father knows the things you need before you ask him. So, you should pray like this:
Our Father in heaven,
May your name be held holy,
Your Kingdom come:
Your will be done,
On earth as in heaven.
Give us today our daily bread.
And forgive us our debts,
As we have forgiven those who are in debt to us.
And do not put us to the test,
But save us from the evil one.
Yes, if you forgive others their failings, your heavenly Father will forgive you yours; but if you do not forgive others, your Father will not forgive your failing either.â€
Dalam Injil Matius ini kita mendengar Yesus mengajar para murid berdoa. Ia mengajar mereka doa yang begitu terkenal hingga sekarang, doa “Bapa Kamiâ€. Namun pada kesempatan ini saya hendak mengajak kita sekalian untuk merenungkan “secuil†dari doa tersebut. Permenungan kita akan dibatasi pada kata “Christian forgiveness†– “pengampunan Kristianiâ€. Mengapa saya mengajak kita untuk bermenung tentang topic ini? Karena dalam perikope ini kata pengampunan terdapat dalam tiga ayat (ayat 12, 14 & 15). Saya melihat bahwa Yesus termasuk sangat menekankan kata tersebut. Dalam ayat 12 misalnya dikatakan: “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.†Dan dalam ayat 14-15 tertulis: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang lain, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.â€
Secara sangat gamblang teks-teks tersebut membuat syarat tegas bahwa kesalahan kita akan diampuni oleh Bapa kalau kita mengampuni orang lain. Dengan ini hendak dikatakan bahwa pengampunan kita atas kesalahan orang tak terpisah dengan pengampunan Allah atas dosa kita. Nah kalau demikian, maka ketika misalnya kita berkata: “saya tak bisa memaafkan kesalahan si anu dan si anu†dan kemudian kita mendoakan doa Bapa Kami, secara tidak langsung kita membalikkan “permohonan†tentang pengampunan tersebut.
Saudara dan saudari, untuk mengampuni emang bukan perkara mudah. Sulit sekali. Tetapi apa boleh buat kita harus belajar untuk mengampuni. Cara yang mungkin bisa membantu kita mengampuni ialah:
1. Kita belajar mengerti. Artinya kita menyadari bahwa selalu ada alasan orang tertentu melakukan sesuatu. Misalnya ketika seseorang sedikit “tak bersahabat†dengan kita, mungkin orang tersebut telah salah mengerti atas kita atau mungkin ada orang yang salah memberi info tetang kita kepada orang tersebut. Nah kalau kita, sebelum menjatuhkan vonis, mencoba mengerti terlebih dahulu, pengampunan akan lebih mudah.
Ditulis dalam Blogroll, Katolik, Kesaksian, agama, artikel, bacaan menarik, bacaan ringan, berbagi rasa, berita, berkas, blog, buku harian, catatanku, etika, humaniora, info, jangan lewatkan, kebijakan manusiawi, kitabsuci, komunitas, kristen, mengagumkan, opini, pemikiran, personal, renungan, sharing, theology, umum,
Mengasihi sesama
“BILA SESEORANG MENGASIHIMU DENGAN CARA YANG TIDAK ENGKAU HARAPKAN, BUKAN BERARTI IA TIDAK MENGASIHIMU DENGAN SELURUH HIDUPNYA…”
Darlene Zscech, seorang pemimpin penyembahan dari Hillsong Church, bercerita bahwa suatu pagi ia dibangunkan oleh putrinya yang masih berusia 4 tahun. Putrinya telah menyiapkan sarapan pagi untuknya, yang tentunya..rasanya sangat jauh dari lezat. Meskipun demikian, dengan “susah payah”, Darlene memakannya dengan sukacita sebab ia tahu bahwa anaknya menyiapkan sarapan itu dengan sepenuh hati untuk menyenangkan hatinya. Terkadang sahabat kita, keluarga kita dan siapa saja mengungkapkan cinta kasihnya terhadap kita dengan cara yang tidak kita mau. Bahkan pemberian mereka, perhatian mereka jauh dari ‘apa yang kita harapkan’, tetapi bukan berarti mereka tidak mengasihi kita dengan segenap hati bukan?!. Jangan menuntut seseorang untuk mengasihimu dengan cara yang engkau mau. Tetapi, belajarlah melihat bagaimana isi hati mereka, kalau kita selalu menuntut maka sebenarnya kitalah yang tidak mengasihi dengan segenap hati.
Sumber: GET YOUR WISDOM 3 IN 1 Hal 17- Iwan Wahyudi ,Metanoia Publishing
MENGASIHI SESAMA
DiFirmanNya, Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi sesama kita. Sebatas mana kita harus mengasihi sesama kita? Ternyata Tuhan memberi target kepada kita bahwa kita harus mengasihi sesama kita sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita semua. Untuk dapet mencapai target ini harus lahir dari benih Ilahi (1 Yohanes 5:3-4).
Empat berkat yang di janjikan Tuhan kalau kita dapat mengasihi sesama seperti perintah Tuhan:
1. Kamu akan bersukacita (ayat 11).
Setelah mengasihi sesama maka sukacita kita penuh. Sukacita yang bahasa Inggrisnya joy adalah berbeda dengan bahagia (yang bahasa Inggrisnya happiness). Happiness dapat kita buat, berasal dari luar, dan bersifat sementara, contohnya orang-orang yang mencari kebahagian dari dunia di club, bioskop, dll. Tetapi sukacita berasal dari dalam, merupakan buah Roh, dan berasal dari Tuhan.
2. Kamu akan menjadi sahabatNya (ayat 14).
Setelah kita dapat mengasihi sesama maka kita bukan hanya hamba Tuhan lagi, tetapi kita juga menjadi sahabatNya. Sebagai sahabat Tuhan, kita menjadi makin sensitive mendengar suara Tuhan. Karena seperti pada umumnya seseorang memberitahukan isi hati dan rencananya pada sahabatnya, demikian juga dengan menjadi sahabat Tuhan, kita menjadi sensitive mengetahui hal-hal yang tidak di ketahui orang lain.
3. Kamu akan di panggil melayani Dia (ayat 16).
Amanat agung Tuhan adalah agar kita pergi bertemu banyak orang dan mengabarkan Injil, untuk ini perlu terlebih dahulu kita mengasihi sesama. Tuhan tiga kali bertanya kepada Simon Petrus “Apakah kamu mengasihi Aku” sebelum Tuhan memerintahkan Petrus untuk mengembalakan domba-dombaNya. Ada tertulis bahwa apa yang kita perbuat untuk sesama yang paling hina, kita telah melakukannya untuk Tuhan, jadi mengasihi Tuhan berarti mengasihi sesama dan sebaliknya. Andai kata Petrus tidak mengiyakan bahwa dia mengasihi Tuhan maka Tuhan juga tidak akan memerintahkan Petrus untuk mengembalakan domba-dombahNya. Kalau kita belum mengasihi Tuhan atau sesama janganlah kita pelayanan karena itu hanya akan merusak domba-domba Tuhan.
4. Kamu akan di berkati untuk memberkati (ayat 16)
Buah dinikmati oleh orang lain bukan yang menghasilkannya, contohnya buah mangga dinikmati oleh orang lain bukan oleh pohon mangga itu sendiri. Dan pohon tidak berbuah yang laen, tetapi tetap buah yang sama (pohon mangga tetap berbuah mangga bukan yang lain). Setelah mengasihi sesama kita akan mengasilkan buah yang dapat dinikmati orang lain. Orang hidup adalah untuk orang lain, illustrasi: bayi lahir menangis tetapi orang-orang lain bersukacita karena kelahiran bayi itu, orang mati tidak merasakan apa-apa tetapi orang-orang lain menangis karena kematian orang itu.
Marilah kita semua saling mengasihi sesama kita dan menerima ke-empat berkat Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Related Posts
1. MEMBERKATI UNTUK DIBERKATI
2. Maria Magdalena ke kubur Yesus (Yohanes 20: 1 – 18)
3. Kebangkitan Lazarus di Bethany (Yohanes 11:23-36)
4. Hidup Karena Iman
5. Dibenci Karena Kebenaran
MENGASIHI SESAMA ADALAH CARA TERBAIK MENGASIHI TUHAN
FORWARD DR Herry Ermawan on 2004-12-08
[ print artikel ini | beritahu teman ]
Salam Kasih,
"Cara terbaik mengasihi Tuhan adalah dengan mengasihi semua. Kasihilah semua, layani semua. Jika engkau masih membenci setiap orang, mengecam setiap orang, merasa iri pada setiap orang, lalu engkau ingin mengalami rahmat, bagaimana engkau dapat memperolehnya ? Hanya jika ada air di dalam tangki, engkau dapat memperoleh air dari keran. Jika tangkinya kering, bagaimana engkau dapat memperoleh air ? Jika kau isi tangki hatimu dengan kasih ketuhanan, maka engkau dapat memberi dan menerima kasih dari setiap orang."
Damai
Herry Ermawan
MENGASIHI SESAMA
Jika anda mendengar kata-kata judul diatas, dan ditanyai, ayat Alkitab apa yang anda ingat tentang mengasihi sesama? Mungkin kebanyakkan dari anda akan menjawab: “Kasihilah sesama mu seperti dirimu sendiri.” Namun jika ditanyai lebih lanjut, apakah anda sudah mengamalkan Firman itu? Kebanyakan mungkin menjawab belum.
Apa itu mengasihi?
Paulus berkata: “Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah…” Sumber cinta kasih adalah Tuhan. Mengapa Tuhan menginginkan kita mencintai sesama juga setelah mencintaiNya? Karena Tuhan ingin cintaNya dalam kita menjadi sempurna! Agar cinta Tuhan itu dapat menjadi sempurna, kita harus dilatih. Dan salah satu cara menyempurnakan cinta itu adalah dengan mencintai sesama kita.
Dengan belajar mengasihi sesama, kita ikut melakukan apa yang Yesus lakukan kepada sesamaNya ketika Ia masih didunia. Sebab Yesus berkata: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Bagaimana Yesus mengasihi sesamaNya? Yesus mengasihi dengan tinggal bersama-sama sesamaNya, memberi makan, makan bersama, memperhatikan, menyembuhkan, memperingatkan, mengajar sesamaNya tentang kebenaran sampai akhirnya memberikan diriNya untuk sesamaNya diatas kayu salib, tidak hanya untuk sesamaNya, tetapi untuk para algojo dan orang-orang yang tak suka padaNya dan untuk kita juga yang terus menerus mengkhianatiNya lewat dosa kita. Akar cinta kasih Yesus adalah komitmen untuk memperdulikan dan melayani.
Yesus mati demi cinta
Yesus mencintai sampai mati
Yesus mati dalam cintaNya pada kita
Yesus mencintai sambil mati terhadap DiriNya sendiri
Yesus berkata: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.“
Siapa yang tidak tahu Beata Mother Teresa? Ia memberikan contoh pada dunia bagaimana kasih Yesus itu dalam tindakan nyata. Ia yang seorang putri dari keluarga berada, merelakan dirinya untuk melayani orang-orang kecil dan miskin. Mother Teresa pernah berkata: “Hidup itu tidak pantas dihidupi kecuali kalau dihidupi untuk orang lain.” Life is to love.
Siapa itu sesamaku?
Dengan demikian, haruskah kita melakukan seperti yang Beata Mother Teresa lakukan atau seperti orang-orang kudus lainnya? Meninggalkan comfort zone dan turun kejalan melayani orang-orang miskin? Mungkin kita akan berpikir dua kali. Hal ekstreem itu bukannya tidak perlu atau boleh kita hindari, tetapi saya mengajak teman-teman sekalian untuk merefleksikan mulai dari orang-orang sekitar kita.
Bayangkanlah jika kita harus turun ke jalan menolong orang-orang miskin dan kecil dan kita dikagumi oleh seisi kota akan perbuatan kita, namun kita tidak pernah akur dengan ayah atau ibu atau kakak-adik kita didalam rumah sendiri. Sungguh ironis bukan jadinya? Oleh sebab itu, saya mengajak teman-teman untuk kembali melihat hubungan kita dengan keluarga kita dulu. Apakah aku sudah sungguh-sungguh mencintai ayah-ibu-kakak-adik-om-tante dan semuanya seperti yang Yesus katakan: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”? Apakah kita sudah memberikan diri kita untuk mengasihi mereka atau kita masih menolak keinginan-keinginan kecil yang mereka sampaikan pada kita?
Mengampuni sesama…
Dalam memberikan kasih bagi sesama kita, kita juga harus mengampuni. Seseorang tidak mungkin mengasihi orang yang ia benci tanpa sebelumnya mengampuni orang tersebut terlebih dahulu bukan? Dendam dan benci terhadap sesama dapat menjadi akar pahit yang merusak hubungan kita dengan Allah. Tidak sedikit orang-orang yang mengalami sakit fisik karena batinnya tak mampu mengampuni orang yang telah melukainya dan rasa dendam dan benci terus berakar dihatinya. Yesus meminta kita mengasihi sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita. Yang Ia lakukan kepada kita adalah menerima segala kekurangan kita dan mengampuni dan melupakan dosa-dosa kita yang mungkin kita lakukan berkali-kali.
Mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri?
Yesus berkata: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dalam memahami Firman ini rasanya butuh waktu lama sekali bagi saya. Dulu saya hanya meng-amin-I Firman tersebut. Saya hanya dapat berkata: “Saya akan berusaha melakukannya.” Tanpa memahami maksud dibalik Firman itu, Firman itu rasanya hanya kata-kata saja dan tidak ngefek dalam hidup saya. Namun, puji Tuhan, rasanya Tuhan memberikan penjelasan yang sangat-sangat jelas tentang mengasihi sesama itu kepada saya melalui pengajaran Theology of the Body yang saya peroleh saat Camping Rohani 2009 di Lembah Karmel.
Paus Yohanes Paulus II mengungkapkan rahasia yang sungguh-sungguh besar tentang eksitensi atau keberadaan manusia dan apa atau siapa sebenarnya manusia yang Allah ciptakan. Paus Yohanes Paulus mengatakan setiap manusia memiliki kebutuhan mendasar atau hasrat untuk mencintai dan dicintai. Oleh sebab itu manusia tidak mungkin hidup tanpa cinta. Dan lebih lanjut beliau menegaskan bahwa lawan dari mencintai adalah memanfaatkan. Manusia dalam hubungannya dengan orang lain dapat mengalami yang namanya: mencintai-dicintai-saling mencintai atau memanfaatkan-dimanfaatkan-saling memanfaatkan.
Orang yang memanfaatkan sesamanya berarti memandang sesamanya sebagai ‘objek’. Objek untuk memuaskan keinginan mereka, memuaskan hasrat mereka. Sementara hubungan yang Tuhan kehendaki kita miliki terhadap sesama kita adalah hubungan yang memandang sesama kita sebagai ‘subjek’, dan memperlakukan sesama kita sebagai ‘subjek’ pula, bukan ‘objek’ pemuas keinginan kita.
Yesus juga bersabda: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Oleh sebab itu jika kita ingin dicintai orang lain kita harus mencintai orang lain juga. Jika kita memanfaatkan orang lain untuk keuntungan tertentu berarti kita meminta orang lain pula untuk memanfaatkan kita dan tidak memberikan kita cinta yang tulus.
Saya memahami Firman Tuhan: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” karena orang lain adalah ‘aku’ku yang lain. Orang itu adalah ‘aku’ku yang disana.
Santo Petrus dengan tegas mengatakan pentingnya mengasihi sesama: “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”
Empat berkat yang di janjikan Tuhan kalau kita dapat mengasihi sesama seperti perintah Tuhan:
1. Kamu akan bersukacita (ayat 11).
Setelah mengasihi sesama maka sukacita kita penuh. Sukacita yang bahasa Inggrisnya joy adalah berbeda dengan bahagia (yang bahasa Inggrisnya happiness). Happiness dapat kita buat, berasal dari luar, dan bersifat sementara, contohnya orang-orang yang mencari kebahagian dari dunia di club, bioskop, dll. Tetapi sukacita berasal dari dalam, merupakan buah Roh, dan berasal dari Tuhan.
2. Kamu akan menjadi sahabatNya (ayat 14).
Setelah kita dapat mengasihi sesama maka kita bukan hanya hamba Tuhan lagi, tetapi kita juga menjadi sahabatNya. Sebagai sahabat Tuhan, kita menjadi makin sensitive mendengar suara Tuhan. Karena seperti pada umumnya seseorang memberitahukan isi hati dan rencananya pada sahabatnya, demikian juga dengan menjadi sahabat Tuhan, kita menjadi sensitive mengetahui hal-hal yang tidak di ketahui orang lain.
3. Kamu akan di panggil melayani Dia (ayat 16).
Amanat agung Tuhan adalah agar kita pergi bertemu banyak orang dan mengabarkan Injil, untuk ini perlu terlebih dahulu kita mengasihi sesama. Tuhan tiga kali bertanya kepada Simon Petrus “Apakah kamu mengasihi Aku” sebelum Tuhan memerintahkan Petrus untuk mengembalakan domba-dombaNya. Ada tertulis bahwa apa yang kita perbuat untuk sesama yang paling hina, kita telah melakukannya untuk Tuhan, jadi mengasihi Tuhan berarti mengasihi sesama dan sebaliknya. Andai kata Petrus tidak mengiyakan bahwa dia mengasihi Tuhan maka Tuhan juga tidak akan memerintahkan Petrus untuk mengembalakan domba-dombahNya. Kalau kita belum mengasihi Tuhan atau sesama janganlah kita pelayanan karena itu hanya akan merusak domba-domba Tuhan.
4. Kamu akan di berkati untuk memberkati (ayat 16)
Buah dinikmati oleh orang lain bukan yang menghasilkannya, contohnya buah mangga dinikmati oleh orang lain bukan oleh pohon mangga itu sendiri. Dan pohon tidak berbuah yang laen, tetapi tetap buah yang sama (pohon mangga tetap berbuah mangga bukan yang lain). Setelah mengasihi sesama kita akan mengasilkan buah yang dapat dinikmati orang lain. Orang hidup adalah untuk orang lain, illustrasi: bayi lahir menangis tetapi orang-orang lain bersukacita karena kelahiran bayi itu, orang mati tidak merasakan apa-apa tetapi orang-orang lain menangis karena kematian orang itu.
Marilah kita semua saling mengasihi sesama kita dan menerima ke-empat berkat Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Related Posts
1. MEMBERKATI UNTUK DIBERKATI
2. Maria Magdalena ke kubur Yesus (Yohanes 20: 1 – 18)
3. Kebangkitan Lazarus di Bethany (Yohanes 11:23-36)
4. Hidup Karena Iman
5. Dibenci Karena Kebenaran
MENGASIHI SESAMA ADALAH CARA TERBAIK MENGASIHI TUHAN
FORWARD DR Herry Ermawan on 2004-12-08
[ print artikel ini | beritahu teman ]
Salam Kasih,
"Cara terbaik mengasihi Tuhan adalah dengan mengasihi semua. Kasihilah semua, layani semua. Jika engkau masih membenci setiap orang, mengecam setiap orang, merasa iri pada setiap orang, lalu engkau ingin mengalami rahmat, bagaimana engkau dapat memperolehnya ? Hanya jika ada air di dalam tangki, engkau dapat memperoleh air dari keran. Jika tangkinya kering, bagaimana engkau dapat memperoleh air ? Jika kau isi tangki hatimu dengan kasih ketuhanan, maka engkau dapat memberi dan menerima kasih dari setiap orang."
Damai
Herry Ermawan
MENGASIHI SESAMA
Jika anda mendengar kata-kata judul diatas, dan ditanyai, ayat Alkitab apa yang anda ingat tentang mengasihi sesama? Mungkin kebanyakkan dari anda akan menjawab: “Kasihilah sesama mu seperti dirimu sendiri.” Namun jika ditanyai lebih lanjut, apakah anda sudah mengamalkan Firman itu? Kebanyakan mungkin menjawab belum.
Apa itu mengasihi?
Paulus berkata: “Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah…” Sumber cinta kasih adalah Tuhan. Mengapa Tuhan menginginkan kita mencintai sesama juga setelah mencintaiNya? Karena Tuhan ingin cintaNya dalam kita menjadi sempurna! Agar cinta Tuhan itu dapat menjadi sempurna, kita harus dilatih. Dan salah satu cara menyempurnakan cinta itu adalah dengan mencintai sesama kita.
Dengan belajar mengasihi sesama, kita ikut melakukan apa yang Yesus lakukan kepada sesamaNya ketika Ia masih didunia. Sebab Yesus berkata: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Bagaimana Yesus mengasihi sesamaNya? Yesus mengasihi dengan tinggal bersama-sama sesamaNya, memberi makan, makan bersama, memperhatikan, menyembuhkan, memperingatkan, mengajar sesamaNya tentang kebenaran sampai akhirnya memberikan diriNya untuk sesamaNya diatas kayu salib, tidak hanya untuk sesamaNya, tetapi untuk para algojo dan orang-orang yang tak suka padaNya dan untuk kita juga yang terus menerus mengkhianatiNya lewat dosa kita. Akar cinta kasih Yesus adalah komitmen untuk memperdulikan dan melayani.
Yesus mati demi cinta
Yesus mencintai sampai mati
Yesus mati dalam cintaNya pada kita
Yesus mencintai sambil mati terhadap DiriNya sendiri
Yesus berkata: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.“
Siapa yang tidak tahu Beata Mother Teresa? Ia memberikan contoh pada dunia bagaimana kasih Yesus itu dalam tindakan nyata. Ia yang seorang putri dari keluarga berada, merelakan dirinya untuk melayani orang-orang kecil dan miskin. Mother Teresa pernah berkata: “Hidup itu tidak pantas dihidupi kecuali kalau dihidupi untuk orang lain.” Life is to love.
Siapa itu sesamaku?
Dengan demikian, haruskah kita melakukan seperti yang Beata Mother Teresa lakukan atau seperti orang-orang kudus lainnya? Meninggalkan comfort zone dan turun kejalan melayani orang-orang miskin? Mungkin kita akan berpikir dua kali. Hal ekstreem itu bukannya tidak perlu atau boleh kita hindari, tetapi saya mengajak teman-teman sekalian untuk merefleksikan mulai dari orang-orang sekitar kita.
Bayangkanlah jika kita harus turun ke jalan menolong orang-orang miskin dan kecil dan kita dikagumi oleh seisi kota akan perbuatan kita, namun kita tidak pernah akur dengan ayah atau ibu atau kakak-adik kita didalam rumah sendiri. Sungguh ironis bukan jadinya? Oleh sebab itu, saya mengajak teman-teman untuk kembali melihat hubungan kita dengan keluarga kita dulu. Apakah aku sudah sungguh-sungguh mencintai ayah-ibu-kakak-adik-om-tante dan semuanya seperti yang Yesus katakan: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”? Apakah kita sudah memberikan diri kita untuk mengasihi mereka atau kita masih menolak keinginan-keinginan kecil yang mereka sampaikan pada kita?
Mengampuni sesama…
Dalam memberikan kasih bagi sesama kita, kita juga harus mengampuni. Seseorang tidak mungkin mengasihi orang yang ia benci tanpa sebelumnya mengampuni orang tersebut terlebih dahulu bukan? Dendam dan benci terhadap sesama dapat menjadi akar pahit yang merusak hubungan kita dengan Allah. Tidak sedikit orang-orang yang mengalami sakit fisik karena batinnya tak mampu mengampuni orang yang telah melukainya dan rasa dendam dan benci terus berakar dihatinya. Yesus meminta kita mengasihi sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita. Yang Ia lakukan kepada kita adalah menerima segala kekurangan kita dan mengampuni dan melupakan dosa-dosa kita yang mungkin kita lakukan berkali-kali.
Mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri?
Yesus berkata: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dalam memahami Firman ini rasanya butuh waktu lama sekali bagi saya. Dulu saya hanya meng-amin-I Firman tersebut. Saya hanya dapat berkata: “Saya akan berusaha melakukannya.” Tanpa memahami maksud dibalik Firman itu, Firman itu rasanya hanya kata-kata saja dan tidak ngefek dalam hidup saya. Namun, puji Tuhan, rasanya Tuhan memberikan penjelasan yang sangat-sangat jelas tentang mengasihi sesama itu kepada saya melalui pengajaran Theology of the Body yang saya peroleh saat Camping Rohani 2009 di Lembah Karmel.
Paus Yohanes Paulus II mengungkapkan rahasia yang sungguh-sungguh besar tentang eksitensi atau keberadaan manusia dan apa atau siapa sebenarnya manusia yang Allah ciptakan. Paus Yohanes Paulus mengatakan setiap manusia memiliki kebutuhan mendasar atau hasrat untuk mencintai dan dicintai. Oleh sebab itu manusia tidak mungkin hidup tanpa cinta. Dan lebih lanjut beliau menegaskan bahwa lawan dari mencintai adalah memanfaatkan. Manusia dalam hubungannya dengan orang lain dapat mengalami yang namanya: mencintai-dicintai-saling mencintai atau memanfaatkan-dimanfaatkan-saling memanfaatkan.
Orang yang memanfaatkan sesamanya berarti memandang sesamanya sebagai ‘objek’. Objek untuk memuaskan keinginan mereka, memuaskan hasrat mereka. Sementara hubungan yang Tuhan kehendaki kita miliki terhadap sesama kita adalah hubungan yang memandang sesama kita sebagai ‘subjek’, dan memperlakukan sesama kita sebagai ‘subjek’ pula, bukan ‘objek’ pemuas keinginan kita.
Yesus juga bersabda: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Oleh sebab itu jika kita ingin dicintai orang lain kita harus mencintai orang lain juga. Jika kita memanfaatkan orang lain untuk keuntungan tertentu berarti kita meminta orang lain pula untuk memanfaatkan kita dan tidak memberikan kita cinta yang tulus.
Saya memahami Firman Tuhan: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” karena orang lain adalah ‘aku’ku yang lain. Orang itu adalah ‘aku’ku yang disana.
Santo Petrus dengan tegas mengatakan pentingnya mengasihi sesama: “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”
Forward dr wirafam TENTANG KASIH
Tuhan, yaitu yang CahayaNya bersinar dalam diri setiap umat manusia. Ia mengasihi setiap orang. Semua umat beragama – Hindu, Islam, Kristen, Budha, Sikh dll – menerima kasihNya. Tuhan dalam bentuk kasih ada di dalam diri setiap orang. Orang yang mata rohaninya celik, melihat semua umat manusia sebagai perwujudan Tuhan, seperti sinar yang memancar dari matahari dan gelombang yang naik dari lautan. Mereka tahu bahwa yang menciptakan mereka semua adalah percikan kasih yang sama. Karena itu, siapakah yang hina dan siapakah yang mulia? Di mata Tuhan, semua orang dari berbagai lapisan masyarakat dan bermacam-macam Negara adalah sama; dan bagi orang yang memiliki kasih, maka perbedaan kasta, syahadat atau Negara tidaklah menjadi soal.
Kasih ada dua jenis:
1. Kasih yang pertama bersifat duniawi dan merupakan buatan manusia.
2. Kasih yang kedua bersifat rohani dan suci.Kasih duniawi adalah kasih orang-orang duniawi yang selalu terikat kepada dunia dan benda-bendanya. Kasih rohani adalah kasih para bakta Tuhan yang membina hubungan yang kekal dengan Tuhan.
Kasih duniawi ada 2 jenis:
Yang pertama adalah kasih yang timbul karena suatu perbuatan, sifat atau keadaan tertentu yang berhubungan dengan sesuatu benda atau orang. Contoh, seorang yang berjiwa seniman atau pandai melukis. Seorang lain mungkin mengasihi dia karena ia dapat menarik keuntungan dari seninya itu, yaitu memperoleh lukisan yang indah atau gambar yang artistic. Kasihnya hanya di landaskan atas satu tujuan, dan setelah itu terpenuhi, karena tujuannya telah tercapai, maka kasihnya akan seniman itu akan hilang. Itu menunjukkan bahwa kasihnya hanya bersifat mementingkan diri sendiri dan tidak demi si pelukis atau seniman itu sendiri.
Contoh kedua, seseorang mungkin mengasihi istrinya untuk sekedar memenuhi hawa nafsunya. Begitu keinginannya telah terpenuhi atau bila wanita itu sudah tidak sesuai lagi untuk itu, maka kasihnya kepada wanita itu akan luntur dan ia mulai menjalin hubungan dengan orang lain. Itu berarti bahwa kasihnya timbul dari nafsu-nafsu yang rendah dan sama sekali bukan karena ia mengasihi istrinya. Begitu pula, bila seorang pelayan bekerja dengan baik dan patuh, kita menyayanginya. Tetapi bila ia sudah menjadi tua atau malas, kita akan memecatnya. Bila kuda kita bagus dan kencang larinya, kita menyayanginya. Tetapi bila ia sudah tidak kuat lagi karena tua, kita tidak ingin memeliharanya lagi. Kita tidak mengasihi pelayan atau kudanya, melainkan mengasihi pekerjaan yang dapat mereka lakukan untuk kita.
Ada orang lain lagi yang tampan dan cantik, dan karena itu ada seseorang yang mengasihi dia. Tetapi bila sifat itu hilang (karena penyakit, kecelakaan atau usia lanjut), maka kasih orang itu kepadanya juga akan hilang, karena ia hanya sekedar mengasihi sifat yang dimilikinya itu. Pada umumnya, begitulah kasih duniawi. Orang mengasihi suatu keindahan yang bersifat lahiriah dan yang tampak dari luar, itu bukan kasih yang sejati.Yang lebih luhur dari itu adalah kasih duniawi yang kedua, yaitu kasih yang tidak tergantung atau timbul karena kondisi lahiriah, perbuatan atau sifat apapun, sehingga ia tidak akan hilang bersamaan dengan hilangnya sifat-siafat itu. Kasih seperti itu dapat dikenali dengan satu cirri. Kasih itu datangnya secara spontan, tanpa sebab musabab. Kasih itu datang dari lubuk hati dengan menggelora, dan ia tidak mempunyai maksud untuk mencari keuntungan atau mementingkan diri sendiri. Itu disebut sebagai kasih alami, dan begitu kita menghayatinya, ia tidak akan hilang. Kasih sejati itu tetap konstan. Kasih seperti itu adalah lebih unggul, karena ia tidak tergantung kepada sifat dan tingkah laku obyek yang di kasihi maupun kefanaan. Tidak hanya itu, setelah kematian sekalipun, ia tidak berubah, karena kasih itu berurat akar dalam jiwanya. Taraf kasih seperti itu tidak dapat kita temukan pada kasih yang pertama tadi.
Bila kita mengasihi orang lain tanpa ada maksud untuk menarik keuntungan bagi diri sendiri, maka ia tidak akan menghiraukan sifat-sifat orang yang dikasihinya, dan ia selalu bersedia untuk mengabaiakan sifat itu demi kasih, karena sifat sifat itu sendiri tanpa adanya sang kekasih baginya tidak ada gunanya atau tidak ada artinya. Hati orang seperti itu akan diterangi oleh cahaya kasih, dan orang yang dikasihi seolah-olah menjadi sumber segala sifat dan daya tarik baginya. Ia mengasihi demi kasih semata-mata dan tidak tergantung kepada sifat-sifatnya yang ia angap tidak penting.Jenis kasih yang kedua adalah kasih rohani. Kasih rohani juga ada dua jenis.
Kasih rohani tidak tercampur dengan ilusi, dan di alam-alam rohani ia selalu murni; tetapi di alam alam bawah, kasih itu bercampur dengan benda jasmani dan nafsu kebinatangan. Pada umumnya, orang mengasihi Tuhan karena ia terikat kepada ciptaanNya. Ia merupakan pemelihara alam semesta dan Ia memelihara orang yang berdosa maupun suci. Ia mengaruniakan anak, harta dan berbagai pemberian dan kesenangan. Ia adalah pengampun semua perbuatan jahat. Tetapi bila seseorang mengasihi Tuhan – tidak semata-mata demi pemberianNya melainkan demi kasih itu sendiri – maka kasih semacam itu sangat luhur. Kasih yang sejati dan benar adalah kasih yang menyebabkan hati merasa tertarik kepadaNya tanpa ada maksud untuk mementingkan diri sendiri.Bila anda bertanya apakah kasih sejati itu kepada Tuhan dan bagaimana caranya agar kita dapat tertarik kepadaNya, itu akan sulit dijawab dengan bahasa duniawi. Air mata yang berderai belum tentu mencerminkan kedalaman kasihnya. Perasaan gelisah yang melanda seorang pengasih, belum tentu menunjukkan kemesraan kasihnya. Tetapi bila seseorang mengikuti jalan kasih, barulah jiwa akan mencicipi sepercik dari kasih itu. Tetapi pengaruh yang dihasilkan oleh kasih itu tidak dapat digambarkan dengan intelek. Semua orang suci mengasihi Tuhan demi Tuhan sendiri. Kasih mereka berbeda sekali dengan kasih orang duniawi. Bila segala sesuatu berjalan lancar dan hidupnya tidak kekurangan, orang dapat mengasihi Tuhan dengan mudah. Tetapi kasih para suci kepada Tuhan sama sekali tidak goyah walaupun keadaannya tidak menyenangkan. Mereka mengurbankan tubuh, pikiran, harta dan bahkan nyawa mereka demi kasih Tuhan.
Empat hal yang penting dalam kasih:
1. Di dalam benak tidak ada ingatan lain kecuali tentang sang kekasih (Tuhan)
2. Persoalan untuk memikirkan pertukaran timbal balik atau mempertimbangkan untung ruginya sama sekali tidak dibenarkan
3. Semua macam ketakuta harus dihilangkan
4. Sang Pengasih tidak boleh membenci atau memusuhi siapapun.Hanya kasih sajalah yang dapat memberikan ketenangan dan kebahagian.
Tanpa kasih hidup menjadi gersang dan tidak berarti, dan bahkan kenikmatan surgawi tidak akan ada artinya. Bagi orang yang tidak memiliki kasih, istana akan menjadi seseram makam. Tetapi, gubuk yang buruk dan rapuh sekalipun akan menjadi indah jika itu diterangi oleh Kasih. Hanya keajaiban kasih yang dapat menghilangkan lapisan suka dan duka, susah dan senang, pandai dan bodoh. di dalam kasih, semua sifat buruk dari pikiran dan intelek seperti kemarahan, kemalasan, mempergunjingkan orang lain, kebencian dan sebagainya akan hilang dan kita akan dapat mengendalikan pikiran dengan cara kasih. Kasih hanya memebri dan tidak menerima apa-apa sehingga di dalam Kasih mustahil bagi kita untuk memohon sesuatu karena Kasih hanya tahu memberi.
Kasih membangkitkan kemurahan hati dang menghilangkan keakuan, karena kasih tidak mengenal pamrih. Jika smeua orang hidup saling mengasihi, maka tidak ada hukum duniawi yang kita perlukan. Kita memerlukan hukum itu karena kita belum hidup dalam Kasih, sehingga dunia terjerat dalam nafsu kebinatangan. Jika kita dapat belajar untuk mengasihi diri sendiri, tetangga kita, negara kita dan seluruh umat manusia dan Tuhan sendiri, maka kita tidak akan memerlukan hukum duniawi, karena Kasih akan memperanakkan Kasih. Dengan demikian, tidak akan ada percekcokan atau saling tidak mempercayai antar bangsa yang satu dengan bangsa yang lain, dan satu-satunya kekuatan yang berkuasa adalah kuasa Kasih.
Kasih ada dua jenis:
1. Kasih yang pertama bersifat duniawi dan merupakan buatan manusia.
2. Kasih yang kedua bersifat rohani dan suci.Kasih duniawi adalah kasih orang-orang duniawi yang selalu terikat kepada dunia dan benda-bendanya. Kasih rohani adalah kasih para bakta Tuhan yang membina hubungan yang kekal dengan Tuhan.
Kasih duniawi ada 2 jenis:
Yang pertama adalah kasih yang timbul karena suatu perbuatan, sifat atau keadaan tertentu yang berhubungan dengan sesuatu benda atau orang. Contoh, seorang yang berjiwa seniman atau pandai melukis. Seorang lain mungkin mengasihi dia karena ia dapat menarik keuntungan dari seninya itu, yaitu memperoleh lukisan yang indah atau gambar yang artistic. Kasihnya hanya di landaskan atas satu tujuan, dan setelah itu terpenuhi, karena tujuannya telah tercapai, maka kasihnya akan seniman itu akan hilang. Itu menunjukkan bahwa kasihnya hanya bersifat mementingkan diri sendiri dan tidak demi si pelukis atau seniman itu sendiri.
Contoh kedua, seseorang mungkin mengasihi istrinya untuk sekedar memenuhi hawa nafsunya. Begitu keinginannya telah terpenuhi atau bila wanita itu sudah tidak sesuai lagi untuk itu, maka kasihnya kepada wanita itu akan luntur dan ia mulai menjalin hubungan dengan orang lain. Itu berarti bahwa kasihnya timbul dari nafsu-nafsu yang rendah dan sama sekali bukan karena ia mengasihi istrinya. Begitu pula, bila seorang pelayan bekerja dengan baik dan patuh, kita menyayanginya. Tetapi bila ia sudah menjadi tua atau malas, kita akan memecatnya. Bila kuda kita bagus dan kencang larinya, kita menyayanginya. Tetapi bila ia sudah tidak kuat lagi karena tua, kita tidak ingin memeliharanya lagi. Kita tidak mengasihi pelayan atau kudanya, melainkan mengasihi pekerjaan yang dapat mereka lakukan untuk kita.
Ada orang lain lagi yang tampan dan cantik, dan karena itu ada seseorang yang mengasihi dia. Tetapi bila sifat itu hilang (karena penyakit, kecelakaan atau usia lanjut), maka kasih orang itu kepadanya juga akan hilang, karena ia hanya sekedar mengasihi sifat yang dimilikinya itu. Pada umumnya, begitulah kasih duniawi. Orang mengasihi suatu keindahan yang bersifat lahiriah dan yang tampak dari luar, itu bukan kasih yang sejati.Yang lebih luhur dari itu adalah kasih duniawi yang kedua, yaitu kasih yang tidak tergantung atau timbul karena kondisi lahiriah, perbuatan atau sifat apapun, sehingga ia tidak akan hilang bersamaan dengan hilangnya sifat-siafat itu. Kasih seperti itu dapat dikenali dengan satu cirri. Kasih itu datangnya secara spontan, tanpa sebab musabab. Kasih itu datang dari lubuk hati dengan menggelora, dan ia tidak mempunyai maksud untuk mencari keuntungan atau mementingkan diri sendiri. Itu disebut sebagai kasih alami, dan begitu kita menghayatinya, ia tidak akan hilang. Kasih sejati itu tetap konstan. Kasih seperti itu adalah lebih unggul, karena ia tidak tergantung kepada sifat dan tingkah laku obyek yang di kasihi maupun kefanaan. Tidak hanya itu, setelah kematian sekalipun, ia tidak berubah, karena kasih itu berurat akar dalam jiwanya. Taraf kasih seperti itu tidak dapat kita temukan pada kasih yang pertama tadi.
Bila kita mengasihi orang lain tanpa ada maksud untuk menarik keuntungan bagi diri sendiri, maka ia tidak akan menghiraukan sifat-sifat orang yang dikasihinya, dan ia selalu bersedia untuk mengabaiakan sifat itu demi kasih, karena sifat sifat itu sendiri tanpa adanya sang kekasih baginya tidak ada gunanya atau tidak ada artinya. Hati orang seperti itu akan diterangi oleh cahaya kasih, dan orang yang dikasihi seolah-olah menjadi sumber segala sifat dan daya tarik baginya. Ia mengasihi demi kasih semata-mata dan tidak tergantung kepada sifat-sifatnya yang ia angap tidak penting.Jenis kasih yang kedua adalah kasih rohani. Kasih rohani juga ada dua jenis.
Kasih rohani tidak tercampur dengan ilusi, dan di alam-alam rohani ia selalu murni; tetapi di alam alam bawah, kasih itu bercampur dengan benda jasmani dan nafsu kebinatangan. Pada umumnya, orang mengasihi Tuhan karena ia terikat kepada ciptaanNya. Ia merupakan pemelihara alam semesta dan Ia memelihara orang yang berdosa maupun suci. Ia mengaruniakan anak, harta dan berbagai pemberian dan kesenangan. Ia adalah pengampun semua perbuatan jahat. Tetapi bila seseorang mengasihi Tuhan – tidak semata-mata demi pemberianNya melainkan demi kasih itu sendiri – maka kasih semacam itu sangat luhur. Kasih yang sejati dan benar adalah kasih yang menyebabkan hati merasa tertarik kepadaNya tanpa ada maksud untuk mementingkan diri sendiri.Bila anda bertanya apakah kasih sejati itu kepada Tuhan dan bagaimana caranya agar kita dapat tertarik kepadaNya, itu akan sulit dijawab dengan bahasa duniawi. Air mata yang berderai belum tentu mencerminkan kedalaman kasihnya. Perasaan gelisah yang melanda seorang pengasih, belum tentu menunjukkan kemesraan kasihnya. Tetapi bila seseorang mengikuti jalan kasih, barulah jiwa akan mencicipi sepercik dari kasih itu. Tetapi pengaruh yang dihasilkan oleh kasih itu tidak dapat digambarkan dengan intelek. Semua orang suci mengasihi Tuhan demi Tuhan sendiri. Kasih mereka berbeda sekali dengan kasih orang duniawi. Bila segala sesuatu berjalan lancar dan hidupnya tidak kekurangan, orang dapat mengasihi Tuhan dengan mudah. Tetapi kasih para suci kepada Tuhan sama sekali tidak goyah walaupun keadaannya tidak menyenangkan. Mereka mengurbankan tubuh, pikiran, harta dan bahkan nyawa mereka demi kasih Tuhan.
Empat hal yang penting dalam kasih:
1. Di dalam benak tidak ada ingatan lain kecuali tentang sang kekasih (Tuhan)
2. Persoalan untuk memikirkan pertukaran timbal balik atau mempertimbangkan untung ruginya sama sekali tidak dibenarkan
3. Semua macam ketakuta harus dihilangkan
4. Sang Pengasih tidak boleh membenci atau memusuhi siapapun.Hanya kasih sajalah yang dapat memberikan ketenangan dan kebahagian.
Tanpa kasih hidup menjadi gersang dan tidak berarti, dan bahkan kenikmatan surgawi tidak akan ada artinya. Bagi orang yang tidak memiliki kasih, istana akan menjadi seseram makam. Tetapi, gubuk yang buruk dan rapuh sekalipun akan menjadi indah jika itu diterangi oleh Kasih. Hanya keajaiban kasih yang dapat menghilangkan lapisan suka dan duka, susah dan senang, pandai dan bodoh. di dalam kasih, semua sifat buruk dari pikiran dan intelek seperti kemarahan, kemalasan, mempergunjingkan orang lain, kebencian dan sebagainya akan hilang dan kita akan dapat mengendalikan pikiran dengan cara kasih. Kasih hanya memebri dan tidak menerima apa-apa sehingga di dalam Kasih mustahil bagi kita untuk memohon sesuatu karena Kasih hanya tahu memberi.
Kasih membangkitkan kemurahan hati dang menghilangkan keakuan, karena kasih tidak mengenal pamrih. Jika smeua orang hidup saling mengasihi, maka tidak ada hukum duniawi yang kita perlukan. Kita memerlukan hukum itu karena kita belum hidup dalam Kasih, sehingga dunia terjerat dalam nafsu kebinatangan. Jika kita dapat belajar untuk mengasihi diri sendiri, tetangga kita, negara kita dan seluruh umat manusia dan Tuhan sendiri, maka kita tidak akan memerlukan hukum duniawi, karena Kasih akan memperanakkan Kasih. Dengan demikian, tidak akan ada percekcokan atau saling tidak mempercayai antar bangsa yang satu dengan bangsa yang lain, dan satu-satunya kekuatan yang berkuasa adalah kuasa Kasih.
Sebuah Cerita Tentang Kasih Sayang Berikut ada kisah menarik dari tulisan George W Burns (psikoterapist)
Pada suatu ketika, ada sebuah pulau yang dihuni oleh semua sifat manusia. Ini berlangsung lama sebelum mereka menghuni tubuh manusia, dan lama sekali sebelum kita mengotak-ngotakkannya kedalam istilah baik atau buruk. Pokoknya mereka ada, dengan ciri-cirinya sendiri.
Bahkan sifat-sifat tersebut berdiri sendiri sebagaimana manusia.
Mungkin itu sebabnya pada akhirnya mereka bersatu.
Dipulau tersebut hiduplah Optimisme, Pesimisme, Pengetahuan, Kemakmuran, Kesombongan, dan Kasih Sayang.
Sudah barang tentu sifat-sifat yang lain hidup disana juga. Pada suatu hari dimaklumatkan bahwa pulau tersebut pelan-pelan tenggelam. Ketika sifat-sifat tersebut mendengar berita ini, mereka dilanda kepanikan.
Mereka berlarian kesana kemari seperti semut yang rumahnya diinjak sampai hancur.
Setelah beberapa saat mereka mulai tenang dan merencanakan tindakan positif.
Karena hidup di pulau, kebanyakan dari mereka punya perahu, jadi mereka semua memperbaiki perahu mereka dan mengatur pemberangkatan dari pulau.
Kasih Sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. Mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu.
Dia menunda keberangkatannya hingga saat-saat terakhir agar dia bisa membantu orang lain bersiap-siap. Pada akhirnya Kasih Sayang memutuskan bahwa dia harus meminta bantuan.
Kemakmuran baru saja berangkat dari dermaga didepan rumahnya yang besar.
Perahunya besar sekali, lengkap dengan semua teknologi paling mutakhir dan perangkat navigasi. Jika bepergian dengannya sudah pasti perjalanan mereka akan menyenangkan.
"Kemakmuran," panggil Kasih Sayang, "bolehlah aku ikut bersamamu?"
"Tidak bisa," jawab Kemakmuran. "Perahuku sudah penuh.
Berhari-hari kuhabiskan untuk memenuhinya dengan seluruh emas dan perak milikku.
Bahkan hanya tersisa sedikit ruang untuk perabotan antik dan koleksi seni. Tidak ada ruang untukmu disini."
Kasih Sayang memutuskan untuk minta tolong kepada Kesombongan yang sedang lewat didepannya menaiki perahu yang unik dan indah.
"Kesombongan, sudikah engkau menolongku?"
"Maaf, " kata kesombongan. "Aku tidak bisa menolongmu.
Tidakkah kau lihat sendiri? Kamu basah kuyup dan kotor. Coba bayangkan, betapa kotornya dek perahuku yang mengilat ini nanti jika kamu naik."
Lalu Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang berusaha sekuat tenaga mendorong perahunya ke air.
Kasih Sayang meletakkan tangannya ke buritan kapal dan membantu Pesimisme mendorong perahunya.
Pesimisme mengeluh terus menerus. Perahunya terlalu berat, pasirnya terlalu lembut, dan airnya terlalu dingin. Sungguh hari yang tidak tepat untuk melaut.
Peringatan yang diberikan mendadak sekali, dan pulau ini tidak seharusnya tenggelam.
Mengapa semua kesialan ini terjadi padanya? Mungkin dia bukan teman seperjalanan yang menyenangkan.
Situasi Kasih Sayang sudah sangat kepepet.
"Pesimisme, bolehkah aku menumpang perahumu?"
"Oh, Kasih Sayang, engkau terlalu baik untuk berlayar denganku. Sikapmu yang penuh perhatian bahkan menjadikanku merasa lebih bersalah dan tidak keruan.
Bayangkan, seandainya ada ombak besar yang menghantam perahu kita dan engkau tenggelam. Bagaimana menurutmu perasaanku jika itu terjadi? Tidak, aku tidak bisa mengajakmu."
Salah satu perahu yang dilihat terakhir kali meninggalkan pulau adalah Optimisme. Dia tidak percaya dengan segala omong kosong tentang bencana dan hal-hal buruk, yaitu bahwa pulau ini akan tenggelam. Seseorang akan mampu berbuat sesuatu dan sebelum pulau ini benar-benar tenggelam.
Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme terlalu sibuk menatap kedepan dan memikirkan tujuan berikutnya sehingga dia tidak mendengar.
Kasih Sayang berteriak memanggilnya sekali lagi, tetapi bagi Optimisme tidak ada istilah menoleh kebelakang. Dia sudah meninggalkan masa lalu dibelakang, dan berlayar menuju masa depan.
Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara, "Ayo, naiklah keperahuku."
Kasih Sayang merasa begitu lelah dan letih sehingga dia meringkuk diatas perahu dan langsung tertidur.
Dia tertidur sepanjang perjalanan sampai nakhkoda kapal mengumumkan bahwa mereka telah sampai ditanah kering dan dia bisa turun.
Dia begitu berterimakasih dan gembira karena perjalanannya berjalan aman sehingga dia berterimakasih kepada sang nakhoda dengan hangat, kemudian meloncat kepantai.
Dia melambaikan tangannya ketika pelaut itu meneruskan perjalanannya. Baru pada saat itulah dia sadar kalau lupa menanyakan nama nakhoda itu.
Ketika dipantai dia bertemu dengan Pengetahuan dan bertanya,"Siapa tadi yang menolongku?"
"Itu tadi Waktu"jawab Pengetahuan.
"Waktu?" tanya Kasih Sayang,
"Mengapa hanya Waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengulurkan tangan?"
Pengetahuan tersenyum dan menjawab,"Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang."
Bahkan sifat-sifat tersebut berdiri sendiri sebagaimana manusia.
Mungkin itu sebabnya pada akhirnya mereka bersatu.
Dipulau tersebut hiduplah Optimisme, Pesimisme, Pengetahuan, Kemakmuran, Kesombongan, dan Kasih Sayang.
Sudah barang tentu sifat-sifat yang lain hidup disana juga. Pada suatu hari dimaklumatkan bahwa pulau tersebut pelan-pelan tenggelam. Ketika sifat-sifat tersebut mendengar berita ini, mereka dilanda kepanikan.
Mereka berlarian kesana kemari seperti semut yang rumahnya diinjak sampai hancur.
Setelah beberapa saat mereka mulai tenang dan merencanakan tindakan positif.
Karena hidup di pulau, kebanyakan dari mereka punya perahu, jadi mereka semua memperbaiki perahu mereka dan mengatur pemberangkatan dari pulau.
Kasih Sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. Mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu.
Dia menunda keberangkatannya hingga saat-saat terakhir agar dia bisa membantu orang lain bersiap-siap. Pada akhirnya Kasih Sayang memutuskan bahwa dia harus meminta bantuan.
Kemakmuran baru saja berangkat dari dermaga didepan rumahnya yang besar.
Perahunya besar sekali, lengkap dengan semua teknologi paling mutakhir dan perangkat navigasi. Jika bepergian dengannya sudah pasti perjalanan mereka akan menyenangkan.
"Kemakmuran," panggil Kasih Sayang, "bolehlah aku ikut bersamamu?"
"Tidak bisa," jawab Kemakmuran. "Perahuku sudah penuh.
Berhari-hari kuhabiskan untuk memenuhinya dengan seluruh emas dan perak milikku.
Bahkan hanya tersisa sedikit ruang untuk perabotan antik dan koleksi seni. Tidak ada ruang untukmu disini."
Kasih Sayang memutuskan untuk minta tolong kepada Kesombongan yang sedang lewat didepannya menaiki perahu yang unik dan indah.
"Kesombongan, sudikah engkau menolongku?"
"Maaf, " kata kesombongan. "Aku tidak bisa menolongmu.
Tidakkah kau lihat sendiri? Kamu basah kuyup dan kotor. Coba bayangkan, betapa kotornya dek perahuku yang mengilat ini nanti jika kamu naik."
Lalu Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang berusaha sekuat tenaga mendorong perahunya ke air.
Kasih Sayang meletakkan tangannya ke buritan kapal dan membantu Pesimisme mendorong perahunya.
Pesimisme mengeluh terus menerus. Perahunya terlalu berat, pasirnya terlalu lembut, dan airnya terlalu dingin. Sungguh hari yang tidak tepat untuk melaut.
Peringatan yang diberikan mendadak sekali, dan pulau ini tidak seharusnya tenggelam.
Mengapa semua kesialan ini terjadi padanya? Mungkin dia bukan teman seperjalanan yang menyenangkan.
Situasi Kasih Sayang sudah sangat kepepet.
"Pesimisme, bolehkah aku menumpang perahumu?"
"Oh, Kasih Sayang, engkau terlalu baik untuk berlayar denganku. Sikapmu yang penuh perhatian bahkan menjadikanku merasa lebih bersalah dan tidak keruan.
Bayangkan, seandainya ada ombak besar yang menghantam perahu kita dan engkau tenggelam. Bagaimana menurutmu perasaanku jika itu terjadi? Tidak, aku tidak bisa mengajakmu."
Salah satu perahu yang dilihat terakhir kali meninggalkan pulau adalah Optimisme. Dia tidak percaya dengan segala omong kosong tentang bencana dan hal-hal buruk, yaitu bahwa pulau ini akan tenggelam. Seseorang akan mampu berbuat sesuatu dan sebelum pulau ini benar-benar tenggelam.
Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme terlalu sibuk menatap kedepan dan memikirkan tujuan berikutnya sehingga dia tidak mendengar.
Kasih Sayang berteriak memanggilnya sekali lagi, tetapi bagi Optimisme tidak ada istilah menoleh kebelakang. Dia sudah meninggalkan masa lalu dibelakang, dan berlayar menuju masa depan.
Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara, "Ayo, naiklah keperahuku."
Kasih Sayang merasa begitu lelah dan letih sehingga dia meringkuk diatas perahu dan langsung tertidur.
Dia tertidur sepanjang perjalanan sampai nakhkoda kapal mengumumkan bahwa mereka telah sampai ditanah kering dan dia bisa turun.
Dia begitu berterimakasih dan gembira karena perjalanannya berjalan aman sehingga dia berterimakasih kepada sang nakhoda dengan hangat, kemudian meloncat kepantai.
Dia melambaikan tangannya ketika pelaut itu meneruskan perjalanannya. Baru pada saat itulah dia sadar kalau lupa menanyakan nama nakhoda itu.
Ketika dipantai dia bertemu dengan Pengetahuan dan bertanya,"Siapa tadi yang menolongku?"
"Itu tadi Waktu"jawab Pengetahuan.
"Waktu?" tanya Kasih Sayang,
"Mengapa hanya Waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengulurkan tangan?"
Pengetahuan tersenyum dan menjawab,"Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang."
NEFILIM
Siapa/apa itu Nefilim?
Siapa/apa itu Nefilim?
Pertanyaan: Siapa/apa itu Nefilim?
Jawaban: Nefilim (yang jatuh, raksasa) adalah keturunan yang dihasilkan oleh hubungan seksual antara anak-anak Allah dan anak-anak manusia dalam Kejadian 6:1-4. Ada banyak perdebatan mengenai identitas “anak-anak Allah.” Adalah pendirian kami bahwa “anak-anak Allah” adalah para malaikat yang jatuh (setan-setan) yang bersetubuh dengan manusia perempuan dan/atau merasuki manusia laki-laki dan kemudian bersetubuh dengan manusia perempuan. Persetubuhan ini menghasilkan keturunan, Nefilim, yang adalah “orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan (Kejadian 6:4).
Mengapa setan melakukan hal semacam ini? Alkitab tidak secara khusus memberi kita jawaban. Roh-roh tsb. jahat adanya, makhluk-makhluk sesat - sehingga tidak ada yang mereka lakukan yang mengejutkan kita. Mengenai apa motivasinya, spekulasi yang paling mungkin adalah bahwa setan-setan tsb. berusaha mengotori garis darah manusia untuk mencegah datangnya Mesias – Yesus Kristus. Allah telah berjanji bahwa Mesias akan datang dari garis keturunan Hawa (Kejadian 3:15) dan akan meremukkan kepala sang ular – Iblis. Jadi, kemungkinan setan-setan tsb. berusaha mencegah hal ini dengan mengotori garis darah manusia, sehingga tidak memungkinkan untuk suatu hari Mesias yang tidak berdosa dapat dilahirkan. Sekali lagi ini bukanlah jawaban dari Alkitab, namun masuk akal dan tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab.
Apakah Nefilim? Menurut Ibrani dan legenda-legenda lainnya (kitab Henokh dan tulisan-tulisan bukan Alkitabiah lainnya) mereka adalah ras orang-orang raksasa dan orang-orang gagah perkasa yang melakukan perbuatan amat jahat. Ukuran dan kekuatan mereka yang besar kemungkinan datang dari campuran “DNA” setan dengan gen manusia. Apa yang Alkitab katakan megenai mereka hanyalah bahwa mereka adalah “orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan” (Kejadian 6:4). Nefilim bukanlah makhluk-makhluk angkasa luar, mereka adalah makhluk yang nyata, secara fisik berasal dari hasil persetubuhan antara anak-anak Allah dan anak-anak perempuan manusia (Kejadian 6:1-4).
Apa yang terjadi pada Nefilim? Nefilim adalah salah satu alasan utama terjadinya banjir besar pada zaman Nuh. Segera setelah menyebutkan tentang Nefilim, Firman Allah memberitahu kita hal berikut ini, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka"” (Kejadian 6:5-7). Kemudian Allah mendatangkan banjir ke seluruh bumi, mematikan semua orang dan segala sesuatu (termasuk Nefilim) selain dari Nuh dan keluarganya dan binatang-binatang dalam bahtera (Kejadian 6:11-22).
Di manakah Nefilim setelah air bah? Kejadian 6:4 memberitahu kita, “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, - dan juga pada waktu sesudahnya.” Kelihatannya setan-setan juga mengulangi dosa mereka beberapa waktu setelah air bah. Namun kelihatannya hal itu terjadi dalam tingkat yang jauh lebih rendah dibanding dengan sebelum air bah. Ketika orang-orang Israel mengintai tanah Kanaan, mereka melaporkan kepada Musa, “Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa (Nefilim), dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami” (Bilangan 13:33). Bagian ini memang tidak secara khusus mengatakan bahwa Nefilim betul-betul berada di sana, hanya bahwa para mata-mata berpikir bahwa mereka melihat Nefilim. Kemungkinannya adalah bahwa para mata-mata melihat orang-orang yang sangat besar di Kanaan dan salah menduga bahwa mereka adalah Nefilim. Atau mungkin pula bahwa setelah air bah setan-setan kembali bersetubuh dengan manusia perempuan, menghasilkan lebih banyak Nefilim. Apapun yang terjadi, “raksasa-raksasa” ini dihancurkan oleh orang-orang Israel pada saat mereka menyerbu ke Kanaan (Yosua 11:21-22) dan belakangan (Ulangan 3:11; 1 Samuel pasal 17).
Apa yang mencegah setan-setan menghasilkan lebih banyak Nefilim pada zaman sekarang? Kelihatannya Allah telah mengakhiri persetubuhan antara setan-setan dengan manusia dengan menempatkan setan-setan yang melakukan tindakan tsb. dalam jurang yang dalam. Yudas ayat 6 memberitahu kita, “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6). Karena jelaslah bahwa tidak semua roh jahat berada dalam “penjara” pada saat ini, berarti pastilah ada sekelompok roh jahat yang melakukan kejahatan yang lebih keji dibandingkan dengan kejatuhan yang mula-mula. Kemungkinan roh-roh yang bersetubuh dengan manusia perempuan inilah yang “diikat dengan belenggu abadi.” Hal ini akan mencegah lebih banyak roh jahat mencoba melakukan tindakan semacam ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)